Hiasan kepala dalam fotografi potret
Saya sering menggunakan hiasan kepala dalam karya foto saya – baik potret maupun telanjang. Ini mungkin termasuk topi, topi, saputangan, dan bahkan helm. Mereka tidak sekedar menghiasi wajah perempuan sebagai unsur estetika, tetapi juga berfungsi sebagai busana penting yang mampu mengembangkan alur dan ide pengarang.
Fotografi mengadopsi hiasan kepala dari seni visual masa lalu. Seniman telah memahami bahwa hiasan kepala yang sesuai membuat karakter lebih dewasa dan keseluruhan gambar menjadi lebih menarik. Selain itu, hiasan kepala yang dipilih dengan tepat menunjukkan status wanita tersebut – apakah itu topi jerami bergaya pedesaan, atau topi pita malam yang mewah.
Selain itu, hiasan kepala dapat membantu memisahkan wajah wanita dari latar belakang yang sangat kontras, atau menyembunyikan rambut yang warnanya tidak sesuai dengan skema warna dan semangat foto.
Mari kita lihat beberapa contoh keberhasilan penggunaan hiasan kepala yang menyempurnakan foto:
- Seseorang yang bekerja di kantin, industri makanan, industri tekstil atau laundry kering, dimana modelnya harus mengenakan gaun. Dalam hal ini, saputangan polos yang menyembunyikan rambut akan sangat cocok.
- Wanita yang berjalan-jalan di pantai atau piknik: topi musim panas ringan yang melindungi kulit wajah yang lembut akan melengkapi gambar dengan sempurna.
- Gambaran vintage dari orang-orang kampungan di masa lalu – baik itu pemanen anggur atau wanita oriental yang cantik. Karakter ini sangat cocok dipadukan dengan saputangan yang sesuai warna dan tekstur untuk menutupi rambut.
- Seorang wanita dengan sepeda motor atau mobil antik (karakter Italia atau Perancis tahun 70an). Topi tekstil ringan akan menekankan kecantikan wanita itu.
- Seorang wanita cantik dengan bunga liar dan mengenakan gaun musim panas tanpa lengan. Dalam hal ini, hiasan kepala terbaik adalah mahkota bunga.
Ada banyak sekali contoh seperti itu – semuanya bergantung pada imajinasi fotografer dan model.