Fotografi potret
23 Juli 2021

Fotografi potret

Selama aktivitas seni saya, saya sering membuat potret. Pada awalnya, jenis fotografi ini mungkin terlihat cukup sederhana: Anda hanya perlu menempatkan seseorang di depan lensa, memilih pose, mengatur cahaya, memfokuskan kamera, dan mengambil bidikan.

Namun, fotografi potret wajah tidaklah sesederhana yang terlihat pada pandangan pertama. Penting tidak hanya untuk mereproduksi penampilan seseorang, tetapi juga untuk mencerminkan dunia batinnya, mengekspresikan sifatnya melalui pose yang aneh, ekspresi wajah atau suasana hati ini atau itu. Dalam hal ini, kami menemukan sejumlah keterampilan tak terduga yang harus dimiliki seorang fotografer. Mereka harus seorang psikolog, memiliki selera humor yang baik, mampu menciptakan suasana dan mood bagi seorang model.

Pengalaman saya menunjukkan bahwa melihat lensa kamera sering kali membuat model merasa terkekang dan tidak wajar. Oleh karena itu, tugas prioritas saya sebagai fotografer adalah menghilangkan stres psikologis agar model tidak merespons kamera dengan wajah diam dan senyuman yang dipaksakan. Penting bagi model untuk merasa nyaman berada di samping fotografer dan kamera serta tidak takut untuk mengungkapkan emosinya. Dia harus menjadi dirinya sendiri, karena ini akan memungkinkannya untuk menekankan keindahan jiwanya dengan terampil. Tentu saja, keterampilan ini datang dengan latihan, dan Anda memerlukan waktu untuk membangun kepercayaan dan saling pengertian dengan model.

Fotografi potret mampu mengungkap rahasia suatu momen atau sebaliknya meninggalkan teka-teki. Penonton tidak mengenal orang yang ada di dalam foto, mereka ditarik dari proses syuting, mereka hanya melihat outputnya saja. Jika hasilnya mampu menarik perhatian pemirsa, berarti potret tersebut memiliki sesuatu yang membekas dalam ingatan, yang sangat saya hargai.